Kamis, 26 September 2019

mari kuajarkan

Kau pernah bilang,

"Bagaimana bisa aku mencintaimu
sedangkan aku sendiri tidak cinta
pada diriku sendiri,
tidak sayang pada tubuhku sendiri"

Hey!
apakah kau tak tahu bagaimana
caranya mencintai,
Maka kau bilang begitu?

apakah kau tak tahu bagaimana
Welas dan asih itu
sama-sama saling bersatu &
berkaitan satu sama lain?
Bagaimana kasih dan sayang
Saling ketergantungan satu dan lainnya?

kalau memang kau tak tahu,
kemarilah!
kuajarkan bagaimana caranya
mencintai dengan tulus & sepenuhnya.

Rabu, 31 Oktober 2018

Pagi Tadi

Pagi tadi
Aku bangun dngan sebuah harapan
yg kutanam lewat mimpi semalam,
Aku bangun dengan sebuah senyuman
atas ekspektasi yg tak terwujudkan.

Namun manakala kuingat kenyataan,

aku menyadari itu hanyalah 
keinginan tak berpenghuni 
diwujudkan oleh imajinasi 
diekspresikan melalui mimpi.

Manakala kenyataan bagai sembilu dan
realita layaknya empedu,
langkah apa yg kau ambil?
Menghancurkan harapanmu atau
tetap bertahan?

suatu ketika

Pernah suatu ketika
Aku merasa begitu mencintai
Ketika kemudian
Kusadari ia tak suka dicintaiku

Tetiba
setiap tetes rindu yg kusimpan
Seketika memburai
Tumpah tak terarah
Manakala lembaran bahagia yg
kukumpulkan penuh harap
Hancur dengan sendirinya

Sabtu, 28 Oktober 2017

Aku Cinta Kau

Aku cinta kau Lembayung Senja..
kau buat berbagai alasan untuk menjadikan aku tenang

Aku cinta kau semburat putih dini hari..
sejukmu membawa kabut kepada dedaunan
menciptakan seseuatu yang cantik
menetes dari sudut sebuah pucuk

Aku cinta kau kicau Pipit..
Lengkinganmu tanda bumi tersenyum
meski diranggas polusi dan kriminal

aku cinta kau aspal basah bekas hujan deras..
Polusi teredam sementara
Panas tak berkutik
Aktivitas lalu lintas berkurang
Lalu emosi luruh menjadi tenang..

Minggu, 11 Desember 2016

jadi inget, udah lama jd seolah hilang. makasih bang koko :')



Semenjak Saat itu, Kubuat Kau Kau Tersenyum
Bukan sebuah pertanyaan yang mengalir kepada sosokmu
Ketika aku melihat senyum yang hanya sebatas kesemuan yang kau perlihatkan
Dirimu memperlihatkan pribadi tangguh yang tetap berdiri di tengah proses yang kau hadapi
                Sosokmu
                Ya sosokmu, sosok hebat yang aku diizinkan untuk berkenalan oleh sang Pencipta
                Sosok yang membawa kepolosan di segala lakunya
                Sosok yang membungkusi dirinya dengan kesopanan budayanya
                Dan memayungi dirinya dengan kelembutan pekertinya
Aku tidak mengerti tentang kehilanganmu
Pun sama dengan ketidak pahamanku tentang proses di mana engkau bertumbuh
Aku hanya melihat engkau sebagai figur yang istimewa
                Aku mungkin bukan pribadi yang tepat untuk menggantikan kehilanganmu             
                Aku juga bukan sosok yang tepat untuk menjadi orang yang meneduhkanmu
                Tapi, dengan pertemuan ini, aku diajarkan arti kuat olehmu
                Dan sejak saat itu, perkenankan aku.
                Untuk membuat engkau tersenyum


Samuel Koko
Serang, 31 Oktober 2015

Sabtu, 10 Desember 2016

Sebutir Debu



Pagi ini kicau burung membangunkanku dari mimpi buruk semalam. Kudapati lipatan mata yg menebal, lalu aku menertawai diri sendiri.


Semalaman bulir mataku menderas hingga aku lelah.


Aku hampir kehilangan nyawa. Hampir jatuh dari bebek berroda duamu yang kau laju sekencang angin itu.

Mengertikah engkau tentang perihku?


Terimakasih untuk simpatimu, namun aku tak suka dikasihani.


Aku butuh kau ada tuk sekadar menemani.


Aku tak meminta apapun pada siapapun. Aku hanya merasa kesepian sepanjang watku, Aku hanya butuh teman.


Kesepian itu menyakitkan


Usah hiraukan kisah suramku. Aku tak peduli lagi hidupku. Aku hanyalah sebutir debu. Ada atau tidak, aku tak ada.


Aku ingat tatapanmu semalam. Aku tak suka tatapan kasihan darimu. Aku tak suka terlihat lemah. Aku tidak pernah memelas padamu. Aku hanya tak suka tatapan itu. Tatapan disaat kau mengasihani aku, tatapan yang menyakitkanku.


Aku akan ingat apa yg kau katakan. Kurekam baik-baik pada memoriku dan kusimpan ditempat khusus yang istimewa. Benar-benar nasihat yg bagus, tak ada orang yg mengucapkan itu padaku kecuali engkau.


Menjelang pagi, kau akhiri obrolan semalam. Dengan alasan mengantuk kau bersihkan matamu. Kutahu kau menangis sampai pilek, jangan coba-coba bohong padaku. Terimakasih telah menangis untukku, namun itu berarti aku telah bersalah.


Maafkan kerapuhanku. Aku tak ingin buatmu ikut sedih. Bebanku hanyalah untukku. Lupakanlah aku. Aku hanyalah sebutir debu.

Senin, 17 Oktober 2016

aku ingin pergi

Diambang keputus-asaan
hatiku bergejolak mendidih

aku mengalami fase 
tekanan yang begitu bertubi
kehilangan sosok diriku sendiri
salah mengambil langkah
menyesal..
menyesal..
terkunci, terjebak..

mungkinkah ini hukuman?
sering kukatakan ingin mati.
bahkan kubilang pada Tuhan
ya Tuhan, ambil aku duluan.
namun Tuhan tak mendengar.
atau mungkin tak peduli.
Entah.

hatiku meronta-ronta
berteriak minta dibebaskan
menangis menjerit penuh amarah
berhalusinasi akan mati,
lalu berakhirlah kesakitan ini.

semua orang punya jatah cobaan
sesuai kemampuannya
namun mengapa untukku 
tak pernah berhenti..
harus apa lagi aku ini
sakit sudah, malu pun,
mendapat celaka atas keputusan
yang ilhamnya entah darimana

berat kujalani seorang diri.
apa yg tak bisa kulakukan,
namun Tuhan terus menguji.
Tuhan pasti tahu aku frustasi.
namun semua beban bertambah makin hari.

aku ingin pergi!
Aku Ingin Pergi!!
AKU INGIN PERGI!!!
tak siap aku terima ini
aku tak sanggup
perih hatiku
aku ingin pergi.
aku tak kuat lagi...